Jakarta, CNBC Indonesia – PT Perum Perumnas mengusulkan penyertaan modal negara (PMN) non tunai tahun anggaran 2024 berupa tanah seluas 9,56 hektar beserta seluruh bangunan di atasnya yaitu 7 bangunan tanah dan 3 bangunan rumah susun dengan kemungkinan nilai objek hasil valuasi sebesar Rp 1,1 triliun.
Ketua Pelaksana Perum Perumnas, Budi Saddewa Soediro, mengatakan suntikan modal ini diperlukan sebagai salah satu cara mengatasi gap atau backlog perumahan rakyat yang saat ini masih berjumlah 10 juta unit atau sekitar 9,9 juta unit.
Manfaat PMN ini bagi pemerintah berkontribusi dalam pengisian backlog sebanyak 13.037 unit, optimalisasi barang mikro negara, serta kontribusi pajak sebesar Rp900 miliar, kata Budi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI. DPR RI, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa, (7/2/2024).
Dengan kata lain, jika membandingkan jumlah target backlog perumahan yang dipenuhi melalui PMN dengan total backlog perumahan di Indonesia, maka Perumnas dapat memenuhi 0,13% kebutuhan backlog perumahan masyarakat dengan PMN Rp 1,1 triliun.
Selain itu, ia juga mengklaim PMN dapat membuka lapangan kerja bagi sektor konstruksi sebanyak 130.000 pekerja, sektor ekonomi pariwisata sebanyak 1.500 pekerja, sektor ekonomi transportasi sebanyak 13.000 pekerja, sektor ekonomi digital sebanyak 1.300 pekerja, dan sektor ekonomi formal dan informal. sektor dengan 13.000 pekerja dan menyediakan perumahan yang layak huni dan meningkatkan kualitas hidup.
“Manfaatnya bagi perseroan adalah memperkuat struktur permodalan dan meningkatkan land bank,” ujarnya.
Perumnas yakin melalui penyertaan modal tersebut, perseroan bisa menghasilkan total pendapatan sebesar Rp 6,6 triliun. Laba bersih juga meningkat menjadi Rp 15 miliar pada tahun 2024 dan Rp 118 miliar pada tahun 2028.
Artikel lain
Bos KAI jelaskan dampak keuangan dengan permintaan suntikan Rp 2 T
(mij/mij)
Quoted From Many Source