Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan peringatan keras kepada 50 emiten yang berpotensi turun dari pasar modal.
Pemberitahuan delisting mengacu pada peraturan bursa nomor IN tentang delisting (delisting) dan relisting (pengalihan ke bursa) (peraturan IN).
Bursa dapat melakukan delisting atas saham emiten tersebut jika mengacu pada ketentuan III.1.3.1. Perusahaan tercatat mengalami suatu kondisi atau peristiwa yang mempunyai dampak merugikan secara material terhadap kelangsungan usaha perusahaan tercatat, baik dari segi keuangan maupun hukum, dan perusahaan tercatat tidak dapat menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang wajar.
Kemudian berdasarkan ketentuan III.1.3.2. perusahaan tercatat tidak memenuhi persyaratan untuk dicatatkan di bursa dan berdasarkan ketentuan III.1.3.3. Saham-saham emiten tersebut telah mengalami suspensi efek, baik di pasar biasa, pasar tunai, maupun di seluruh pasar, setidaknya selama 24 bulan terakhir.
“Apabila suatu perusahaan tercatat mengalami suspensi efek selama 6 bulan berturut-turut, maka bursa akan menginformasikan kepada masyarakat melalui pengumuman bursa bahwa saham perusahaan tercatat tersebut berpotensi untuk delisting,” tulis manajemen BEI, dikutip Selasa (7/ 2).
Aturan ini diberlakukan bursa secara rutin setiap bulan Juni dan Desember hingga suspensi efek tersebut dicabut atau hingga dilakukan delisting dari perdagangan.
Adapun 50 emiten yang kemungkinan akan delisting adalah:
- PT Polaris Investama Tbk (POLL)
- PT Golden Plantation Tbk (GOLL)
- PT Jakarta Kyoei Steel Works Tbk (JKSW)
- PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk (KBRI)
- PT Eureka Prima Jakarta Tbk (LCGP)
- PT Triwira Insanlestari Tbk (TRIL)
- PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL)
- PT Panasia Indo Resources Tbk (HDTX)
- PT Nipress Tbk (NIPS)
- PT Sugih Energi Tbk (SUGI)
- PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO)
- PT Armidian Karyatama Tbk (ARMY)
- PT Hanson Internasional Tbk (MYRX)
- PT Hotel Mandarine Regency Tbk (HOME)
- PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP)
- PT Marga Abhinaya Abadi Tbk (MABA)
- PT Rimo Internasional Lestari Tbk (RIMO)
- PT Siwani Makmur Tbk (SIMA)
- PT Northcliff Citranusa Indonesia Tbk (SKYB)
- PT SMR Utama Tbk (SMRU)
- PT Trada Alam Mineral Tbk (TRAM)
- PT Pool Advista Indonesia Tbk (POOL)
- PT Cowell Development Technology (COWL)
- PT Grand Kartech Tbk (KRAH)
- PT Mitra Pemuda Tbk (MTRA)
- PT Sinergi Megah Internusa Tbk (NUSA)
- PT Envy Technologies Indonesia Tbk (ENVY)
- PT Bliss Properti Indonesia Tbk (POSA)
- PT Nusantara Inti Corpora Tbk (UNIT)
- PT Sri Reieki Isman Tbk (SRIL)
- PT Tianrong Chemicals Industry Tbk (TDPM)
- PT Jaya Bersama Indo Tbk (DUCK)
- PT Forza Land Indonesia Tbk (FORZ)
- PT Teguh Marine Tbk (KPAL)
- PT Cottonindo Ariesta Tbk (KPAS)
- PT Mas Murni Indonesia Tbk (MAMI)
- PT Danasupra Erapacific Tbk (DEFI)
- PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk (MAGP)
- PT Saraswati Griva Lestari Tbk (HOTL)
- PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY)
- PT Limas Indonesia Makmur Tbk (LMAS)
- PT Trinitan Metals and Minerals Tbk (MURNI)
- PT Cahaya Bintang Medan Tbk (CBMF)
- PT Capitalinc Investment Tbk (MTFN)
- PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT)
- PT Bhakti Agung Propertindo Tbk (BAPI)
- PT Capri Nusa Satu Properti Tbk (CPRI)
- PT Aksara Global Development Tbk (GAMA)
- PT HK Metals Utama Tbk (HKMU)
- PT Indosterling Technomedia Tbk (TECH)
Artikel lain
Potensi penghapusan, HOTL punya banyak tato dari BEI
(mkh/mkh)
Quoted From Many Source